Bonding dengan Ayah: Cara Ayah Bisa Lebih Dekat dengan Si Kecil

Bonding dengan Ayah Cara Ayah Bisa Lebih Dekat dengan Si Kecil

Kehadiran seorang ayah dalam kehidupan anak bukan hanya penting sebagai pencari nafkah, tetapi juga memiliki peran besar dalam perkembangan emosional, sosial, dan kognitif si kecil. Bonding atau ikatan emosional antara ayah dan anak terbukti memberikan manfaat jangka panjang, mulai dari rasa aman, kepercayaan diri, hingga keterampilan sosial yang lebih baik. 

Menurut sebuah publikasi dalam Journal of Family Psychology (2017), keterlibatan ayah secara aktif sejak masa bayi berhubungan dengan perkembangan bahasa dan kemampuan kognitif anak yang lebih cepat. Selain itu, anak yang memiliki ikatan kuat dengan ayah cenderung memiliki regulasi emosi yang lebih baik dan risiko lebih rendah terhadap masalah perilaku di masa depan. Sayangnya, peran ayah sering kali dianggap sekadar sebagai pencari nafkah, padahal interaksi mereka dengan anak sama pentingnya dengan peran ibu. Artikel ini akan mengupas tuntas cara-cara praktis dan efektif bagi para ayah untuk membangun ikatan (bonding) yang erat dengan si Kecil.

Mengapa Bonding dengan Ayah Itu Penting?

Menurut berbagai studi psikologi perkembangan, keterlibatan aktif seorang ayah dalam pengasuhan anak memiliki dampak positif yang signifikan. Sebuah artikel dalam jurnal Pediatrics (2009) menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki ikatan kuat dengan ayahnya cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik, kepercayaan diri yang tinggi, dan keterampilan sosial yang lebih maju. Keterlibatan ayah juga dikaitkan dengan penurunan risiko masalah perilaku pada anak dan performa akademik yang lebih baik di sekolah. Ikatan ini tidak terbentuk secara instan, melainkan melalui interaksi sehari-hari yang konsisten. Dengan memberikan waktu dan perhatian, seorang ayah bisa menjadi sosok yang penuh kasih dan suportif dalam hidup anak.

Cara Praktis Membangun Bonding Ayah dengan Si Kecil

Berikut beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan ayah untuk membangun bonding dengan si Kecil antara lain:

1. Skin-to-skin contact

Tidak hanya ibu, ayah juga bisa melakukan skin-to-skin dengan bayi, misalnya menggendong tanpa pakaian bagian atas / baju. Studi dari Early Human Development (2016) menyebutkan bahwa skin-to-skin dengan ayah dapat menenangkan bayi, menurunkan tangisan, serta meningkatkan ikatan emosional.

2. Terlibat dalam rutinitas harian

Jangan ragu untuk mengambil alih tugas-tugas dasar seperti memandikan, mengganti popok, atau memakaikan baju. Rutinitas ini menciptakan kedekatan emosional sekaligus membantu anak merasa ayah selalu ada untuknya. Sentuhan fisik seperti menggendong atau memeluk saat proses ini bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi bayi.

Baca Juga: Cara Memandikan Bayi dengan Aman, Nyaman, dan Menenangkan

3. Mengajak si Kecil bermain

Bermain adalah bahasa cinta bagi anak. Aktivitas sederhana seperti mengajak bayi tertawa, bernyanyi, atau bermain permainan ringan dapat merangsang perkembangan otak sekaligus memperkuat hubungan antara ayah dan si Kecil. Berbeda dengan ibu yang cenderung lebih sering bermain secara verbal dan edukatif, ayah umumnya lebih suka bermain fisik seperti menggendong, melempar bola, atau bermain kuda-kudaan. Permainan fisik ini sangat penting untuk perkembangan motorik kasar anak dan mengajarkan mereka tentang batasan dan keberanian. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology (2010) menemukan bahwa jenis interaksi bermain ini dapat meningkatkan kemampuan anak dalam regulasi emosi.

4. Membacakan dongeng atau berbicara dengan si Kecil

Bayi sudah bisa mengenali suara ayah sejak dalam kandungan. Membacakan buku atau berbicara kepada bayi terbukti membantu perkembangan bahasa dan memberikan rasa nyaman. Membacakan dongeng atau cerita juga dapat menjadi rutinitas yang ditunggu-tunggu oleh si kecil setiap malam, menciptakan kebiasaan positif dan ikatan emosional yang kuat antara ayah dengan si Kecil

5. Berpartisipasi dalam setiap momen penting

Mulai dari menemani istri saat pemeriksaan kehamilan, hadir saat kelahiran, hingga mendampingi anak saat imunisasi atau perayaan ulang tahun, setiap momen penting adalah kesempatan untuk menunjukkan kehadiran. Kehadiran fisik ini sangat berarti dan membuat anak merasa bahwa mereka memiliki sosok ayah yang selalu ada untuk mereka. Lingkungan keluarga yang harmonis membuat si Kecil merasa aman dan tumbuh dalam suasana penuh kasih.

6. Berikan Pujian dan Dorongan Positif

Selalu berikan pujian untuk setiap pencapaian kecil yang dilakukan oleh si Kecil, seperti saat si Kecil berhasil merangkak, berjalan, atau mengucapkan kata pertamanya. Kata-kata seperti "Ayah bangga sama kamu" atau "Hebat!" akan membangun rasa percaya diri anak dan memperkuat ikatan emosional. Sebuah studi dari The American Journal of Orthopsychiatry (1993) menunjukkan bahwa dorongan positif dari ayah secara signifikan berkorelasi dengan kepercayaan diri yang lebih tinggi pada anak di kemudian hari.

Bonding antara ayah dan si Kecil bukan hanya sekedar tren parenting, tetapi kebutuhan nyata yang berdampak positif bagi tumbuh kembang si Kecil. Penelitian konsisten menunjukkan bahwa keterlibatan ayah sejak dini mendukung perkembangan emosi, sosial, dan kognitif anak. Dengan mengambil peran aktif dan proaktif dalam pengasuhan, seorang ayah tidak hanya akan menjadi panutan bagi anak-anaknya, tetapi juga akan merasakan kebahagiaan dan kepuasan yang tak ternilai dari ikatan yang terbentuk. 


Previous
Previous

Bonding with Dad: How Fathers Can Build a Stronger Connection with Their Little One

Next
Next

How to Keep Your Baby’s Skin Healthy and Rash-Free